Tangerang, RedOwlNews.Com — Misteri kematian Raymond Wirya Arifin (19) hingga kini masih menyisakan tanda tanya besar.
Mahasiswa yang dilaporkan hilang pada Juli 2025 tersebut ditemukan meninggal dunia di bawah Jembatan Kaca Sungai Cisadane, Kota Tangerang. Lebih dari lima bulan berlalu, keluarga menilai kematian Raymond belum diusut secara tuntas dan menduga kuat adanya unsur tindak pidana.
Raymond dilaporkan hilang pada Jumat, 18 Juli 2025, setelah berpamitan kepada keluarga untuk berangkat kuliah.
Namun hingga malam hari, ia tidak kembali ke rumah. Keluarga sempat melakukan pencarian mandiri sebelum akhirnya keesokan harinya menerima kabar duka. Jenazah Raymond ditemukan di bawah Jembatan Kaca Sungai Cisadane.
Pada awal penanganan perkara, beredar dugaan bahwa kematian Raymond merupakan kecelakaan atau bunuh diri.
Namun anggapan tersebut dibantah keluarga setelah menerima hasil otopsi.
Menurut pihak keluarga dan kuasa hukum, terdapat sejumlah luka pada tubuh korban yang dinilai tidak selaras dengan dugaan bunuh diri maupun kecelakaan tunggal.
“Kami melihat ada banyak kejanggalan. Berdasarkan hasil otopsi, luka-luka tersebut tidak bisa serta-merta disimpulkan sebagai bunuh diri,” ujar perwakilan keluarga kepada awak media.
Keluarga Gelar Konferensi Pers
Sebagai bentuk desakan agar kasus ini diusut secara serius dan transparan, keluarga Raymond menggelar konferensi pers pada hari Rabu, 31 Desember 2025, di Polsek Karawaci, Kota Tangerang.
Dalam konferensi pers tersebut, keluarga didampingi kuasa hukum dan menyampaikan langsung kepada awak media sejumlah kejanggalan yang mereka rasakan selama proses penanganan perkara.
Dalam pernyataannya, keluarga mengungkapkan kekecewaan atas lambannya perkembangan penyelidikan.
Hingga saat ini, mereka mengaku belum menerima penjelasan resmi secara menyeluruh terkait hasil pendalaman kasus, termasuk tindak lanjut atas temuan medis dari hasil otopsi.
“Kami hanya ingin keadilan. Kami berharap aparat penegak hukum benar-benar serius mengusut kasus ini, tanpa ada yang ditutup-tutupi,” tegas pihak keluarga dalam konferensi pers tersebut.
Keluarga juga menegaskan bahwa almarhum dikenal sebagai pribadi yang baik, tidak memiliki riwayat konflik, serta tidak pernah menunjukkan tanda-tanda yang mengarah pada tindakan bunuh diri.
Desakan Pengusutan Tuntas
Desakan agar kepolisian mengusut tuntas kematian Raymond juga disampaikan oleh kuasa hukum nya.
Mereka meminta aparat penegak hukum menindaklanjuti hasil otopsi secara menyeluruh dan membuka kemungkinan penyelidikan ke arah dugaan tindak pidana, apabila alat bukti mengarah ke sana.
Sementara itu, pihak kepolisian menyatakan masih melakukan pendalaman dan meminta keluarga untuk tidak berspekulasi.
Polisi juga menegaskan bahwa setiap informasi dan temuan akan diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Hingga kini, kematian Raymond Wirya Arifin masih menyisakan misteri.
Keluarga berharap melalui konferensi pers dan perhatian publik, aparat penegak hukum dapat bekerja secara profesional dan transparan, sehingga kebenaran dapat terungkap dan keadilan bagi Raymond dapat ditegakkan.






